Surat Wasiat Indah Charlie Chaplin kepada Putrinya

Ditulis 28 Mei, 2008 oleh bambang supriyadi
Kategori: Tokoh

(Ringkasan surat wasiat Charli Chaplin kepada putrinya Geraldine Chaplin)
http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=1186&Itemid=46

Geraldine putriku, aku jauh darimu, namun sekejap pun wajahmu tidak pernah jauh dari benakku. Tapi kau dimana? Di Paris di atas panggung teater megah… aku tahu ini bahwa dalam kehengingan malam, aku mendengar langkahmu. Aku mendengar peranmu di teater itu, kau tampil sebagai putri penguasa yang ditawan oleh bangsa Tartar
Geraldine, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu, waspadailah. Duduklah dan bacalah surat ini… aku adalah ayahmu. Kini adalah giliranmu untuk tampil dan menggapai puncak kebanggan. Kini adalah giliranmu untuk melayang ke angkasa bersama riuh suara tepuk tangan para pemirsa. Terbanglah ke angkasa namun sekali-kali pijakkan kakimu di bumi dan saksikanlah kehidupan masyarakat. Kehidupan yang mereka tampilkan dengan perut kosong kelaparan di saat kedua kaki mereka bergemetar karena kemiskinan. Dulu aku juga salah satu dari mereka.
Geraldine putriku, kau tidak mengenalku dengan baik. Pada malam-malam saat jauh darimu aku menceritakan banyak kisah kepadamu namun aku tidak pernah mengungkapkan penderitaan dan kesedihanku. Ini juga kisah yang menarik. Cerita tentang seorang badut lapar yang menyanyi dan menerima sedekah di tempat terburuk di London. Ini adalah ceritaku. Aku telah merasakan kelaparan. Aku merasakan pedihnya kemiskinan. Yang lebih parah lagi, aku telah merasakan penderitaan dan kehinaan badut gelandangan itu yang menyimpan gelombang lautan kebanggaan dalam hatinya. Aku juga merasakan bahwa urang recehan sedekah pejalan kaki itu sama sekali tidak meruntuhkan harga dirinya. Meski demikian aku tetap hidup.
Geraldine putriku, dunia yang kau hidup di dalamnya adalah dunia seni dan musik. Tengah malam saat kau keluar dari gedung teater itu, lupakanlah para pemuja kaya itu. Tapi kepada sopir taksi yang mengantarmu pulang ke rumah, tanyakanlah keadaan istrinya. Jika dia tidak punya uang untuk membeli pakaian untuk anaknya, sisipkanlah uang di sakunya secara sembunyi-sembunyi.
Geraldine putriku, sesekali naiklah bus dan kereta bawah tanah. Perhatikanlah masyarakat. Kenalilah para janda dan anak-anak yatim dan paling tidak untuk satu hari saja katakan: “Aku juga bagian dari mereka”. Pada hakikatnya kau benar-benar seperti mereka. Seni sebelum memberikan dua sayap kepada manusia untuk bisa terbang, ia akan mematahkan kedua kakinya terlebih dahulu. Ketika kau merasa sudah berada di atas angin, saat itu juga tinggalkanlah teater dan pergilah ke pinggiran Paris dengan taksimu. Aku mengenal dengan baik wilayah itu. Di situ kau akan menyaksikan para seniman sepertimu. Mereka berakting lebih indah dan lebih menghayati daripada kamu. Bedanya di situ tidak akan kau temukan gemerlap lampu seperti di teatermu. Ketahuliah bahwa selalu ada orang yang berakting lebih baik darimu.
Geraldine putriku, aku mengirimkan cek ini untukmu, belanjakanlah sesuka hatimu. Namun ketika kau ingin membelanjakan dua franc, berpikirlah bahwa franc ketiga bukan milikmu. Itu adalah milik seorang miskin yang memerlukannya. Jika kau menghendakinya, kau dapat menemukan orang miskin itu dengan sangat mudah. Jika aku banyak berbicara kepadamu tentang uang, itu karena aku mengetahui kekuatan ‘anak setan’ ini dalam menipu…..
Geralding putriku, masih ada banyak hal yang akan aku ceritakan kepadamu, namun aku akan menceritakannya di kesempatan lain. Dan aku akhiri suratku ini dengan;
“Jadilah manusia, suci dan satu hati; karena lapar, menerima sedekah, dan mati dalam kemiskinan, seribukali lebih mudah dari pada kehinaan dan tidak memiliki perasaan”.
http://www.parsine.com/ShowNews.asp?Code=86112902

Pilih “Kolam Besar” atau “Kolam Kecil”?

Ditulis 22 Mei, 2008 oleh bambang supriyadi
Kategori: Belajar, Kantor

(catatan: ini adalah artikel yang dikirim oleh karir.com, mudah2an bermanfaat.)

Ada yang bilang, perusahaan bisa diibaratkan sebagai kolam dan
karyawan adalah ikannya. Asumsinya, makin besar ikan makin besar
wewenang dan kekuasaannya. Dalam meniti karir, kita bisa memilih, mau
jadi ikan besar di kolam kecil atau jadi ikan kecil di kolam besar.
Atau mungkin jadi ikan besar di kolam besar dan
kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Yang pasti setiap pilihan memiliki tuntutan dan konsekuensinya
masing-masing. Sebelum Anda menentukan pilihan, mungkin telaah berikut
ini bisa dijadikan pertimbangan:
Gengsi Ikut Terangkat

Bila Anda bekerja di perusahaan besar yang sudah sangat mapan, maka
berita baiknya di mata “pasar” gengsi dan nilai Anda juga ikut
terangkat. Anda bisa memperkenalkan jabatan Anda dengan percaya diri.
Begitu juga dalam melakukan negosiasi dengan pihak luar (pemasok,
mitra dll) bargaining power Anda juga otomatis lebih tinggi
dibandingkan bila Anda bekerja di perusahaan kecil.

Anda juga bisa berharap, mungkin suatu hari nanti Anda akan dibajak
oleh perusahaan lain, atau paling tidak, Anda tidak akan terlalu sulit
mencari pekerjaan di tempat lain setelah keluar dari perusahaan
tersebut. Sayangnya, gengsi ini kadang tidak sejalan dengan gaji Anda.
Bisa jadi setelah Anda tengok kanan-kiri, Anda yang telah bekerja
sekian tahun di perusahaan besar ternyata mendapat gaji jauh lebih
kecil daripada teman Anda yang bekerja di perusahaan kecil dengan
jabatan serupa. Bila ini menjadi masalah, boleh saja Anda menjajaki
peluang menjadi ikan besar di kolam kecil. Cari saat yang tepat dan
perusahaan yang tepat, coba melamar untuk posisi yang lebih tinggi
dengan meminta gaji lebih tinggi.

Sistem dan Prosedur Yang Standar

Perusahaan-perusahaan besar yang mapan biasanya telah menerapkan
sistem dan prosedur (sisdur) standar yang baku dan teruji. Yang
positif dari hal ini adalah bahwa hak, kewajiban dan tugas-tugas
masing-masing karyawan sudah jelas. Anda tinggal menjalani saja dan
tidak dituntut untuk menciptakan sisdur baru yang perlu trial dan
error lagi. Demikian pula paket kompensasi (gaji, tunjangan dan
jaminan lainnya) biasanya sudah terstruktur dengan baik dan dibuat
mengikuti ketetapan pemerintah. Bila ini adalah tempat bekerja Anda
yang pertama, maka Anda bisa belajar mengenali sisdur di berbagai
departemen secara garis besarnya.

Negatifnya, dalam hal ini kerapkali sulit untuk mempelopori suatu
perubahan. Bila Anda adalah seorang yang sangat kreatif dan berani
mengambil terobosan-terobosan baru, rasanya Anda tidak akan terlalu
diakomodir di perusahaan semacam ini, kecuali Anda berada di posisi
puncak.

Spesialisasi, Mutasi dan Promosi

Di perusahaan besar dengan jumlah karyawan yang mencapai ratusan atau
mungkin ribuan, masing-masing karyawan biasanya lebih diarahkan untuk
menjadi spesialis sebagai lawan dari menjadi “si serabutan” bila Anda
bekerja di perusahaan kecil. Di perusahaan besar, Anda bisa menjadi
sangat trampil di satu bidang tertentu setelah bekerja beberapa tahun.
Sementara di perusahaan kecil, kadang Anda dituntut untuk menangani
beberapa jenis pekerjaan sehingga Anda bisa trampil dalam beberapa
bidang sekaligus, bila Anda memang mau belajar banyak hal.

Di perusahaan kecil, persaingan untuk mendapatkan promosi atau naik
jabatan, relatif lebih mudah. Si good performer akan mudah terlihat,
sehingga jalan untuk dipromosikan lebih lapang. Di perusahaan besar,
lebih berat karena jumlah pesaing lebih banyak dan kadang juga sulit
bagi Anda untuk bisa terlihat. Bisa jadi Anda sudah menelurkan banyak
prestasi, tetapi tetap tidak terlihat oleh atasan-atasan Anda.

Persaingan ketat biasanya berarti kecenderungan untuk terjadinya
permainan politik di kantor juga meningkat, sehingga mungkin Anda
sulit naik jabatan karena memang ada pihak-pihak tertentu yang tidak
menginginkan Anda mendapatkan promosi. Banyak yang bilang, untuk
menjadi ikan besar di kolam besar, kompetensi saja mungkin tidak
cukup, tetapi dibutuhkan juga suatu kematangan berpolitik.

Di perusahaan besar, terbuka peluang untuk mutasi ke bagian lain, baik
yang diinginkan atau tidak. Bila Anda tidak perform di suatu
departemen, entah karena salah penempatan atau lainnya, Anda mungkin
akan dipindahkan ke departemen lain yang lebih sesuai dengan
kompetensi Anda. Atau bila karir Anda sudah mentok di departemen
terentu karena bos Anda juga tidak bergeming di posisinya, padahal
prestasi Anda diakui, maka mungkin masih terbuka peluang bagi Anda
untuk dimutasi sekaligus promosi ke jenjang lebih tinggi di departemen
lain. Sedangkan di perusahaan kecil, karena organisasinya memang
sederhana, Anda tidak punya banyak pilihan.

Last but not least, tahukah Anda apa yang paling menggairahkan dengan
menjadi ikan besar di kolam kecil? Tantangan untuk mengubah kolam
kecil menjadi kolam besar! Jadi, pilihan mana yang lebih baik? Kolam
besar atau kolam kecil? Cuma Anda sendiri yang bisa memutuskan
berdasarkan analisis terhadap kondisi dan segala atribut yang Anda
miliki saat ini…

Herang caina beunang laukna

Ditulis 30 April, 2008 oleh bambang supriyadi
Kategori: Belajar, sundanesia

Paribasa sunda anu ngagambarkeun naon anu kuduna jadi tujuan urang lamun ngalaman hiji masalah. Ulah mung saukur benang laukna wungkul tapi caina jadi kiruh, komo.. ulah pisan-pisan nepi ka laukna teu beunang, kalahkah weh caina jadi kiruh.

Tah kumaha lamun aya LD ’problem solving’ ti pa Angger, ujian praktekna urang ;

1. neangan balong anu herang caina jeung loba laukan, (balong nu di tukangen kantor mah caina kiruh-teu bisa dipake, alusna nu di lembur pa Braja di Ciamis).

2. sok dipikirkeun ku urang, kumaha carana ngala lauk sangkan herang caina beunang laukna, rek make kecrik, jeujeur, bubung, sair, leungeun wungkul … naon wae bebas! [lumayan …]

3. nu paling loba meunang laukna jeung caina teu kiruh eta nu meunang peunteun A+ tur serifikat.

Kumaha tah dulur?

Nuhun.

*) punten ngangge bahasa gaul, supados akrab.

Mengukur Kebugaran

Ditulis 25 Maret, 2008 oleh bambang supriyadi
Kategori: Belajar, Olah Raga

Salah satu syarat agar tujuan kita berolahraga tercapai, adalah aktivitas tersebut dilakukan sesuai takaran, sesuai dengan kemampuan dan kesiapan fisik. Betul kata bu Intan, senam aerobik adalah olahraga yang melelahkan (bagi orang yang tidak bisa(mampu) dan tidak biasa(siap) melakukannya). Bagi Mas Farad-yang tidak biasa aerobik, akan merupakan exercise yang berat mengikuti pemanasan selama 15menit senam aerobiknya Vicki Burki-yang guru aerobik.

Kita dapat mengetahui kemampuan dan kesiapan fisik kita dengan mengukurnya. Untuk mengukur secara tepat dan menyeluruh memang diperlukan rangkaian test dan peralatan yang canggih. Namun untuk keperluan praktis sebetulnya sangat sederhana dan kita bisa melakukannya kapan saja; yaitu dengan menghitung denyut nadi. Denyut nadi, yang biasanya dihitung jumlahnya dalam satu menit, menggambarkan kemampuan jantung kita memompa darah ke seluruh tubuh.

Olahragawan (terlatih) memiliki denyut nadi (jauh) lebih kecil dibanding bukan olahragawan. Konon, Rudi Hartono-maestro badminton kita, pada masa jayanya memiliki jumlah denyut nadi dibawah 40/menit dalam keadaan rest/istirahat. Coba hitung denyut nadi anda. Jika jumlah denyutnya 80/menit, artinya jantung anda bekerja lebih keras dua kali lipat dibanding jantungnya Om Rudi, atau dengan kata lain jantung Om Rudi dua kali lebih kuat dari jantung anda (?).

Denyut nadi akan meningkat sesuai dengan intensitas aktivitas(exercise) yang dilakukan, dan mencapai angka paling tinggi ketika intensitas aktivitas maksimal (umumnya 180-200/menit, tergantung usia). Denyut nadi paling rendah umumnya ada ketika kita dalam kondisi paling ’rest’, misalnya sesaat setelah bangun tidur. Denyut nadi maksimal ada ketika kita mengerahkan seluruh kemampuan fisik, misalnya: pada lari sprint atau berenang dalam jarak tertentu.

Oh ya, denyut nadi juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, jika kita sedang dalam kondisi sakit umumnya denyut nadi akan lebih tinggi frekwensinya dibanding ketika sehat. Mungkin juga, denyut ini juga membawa karakteristik lain ketika kondisi sakit. Konon, tabib-tabib China dan India(?) yang mempraktekkan pengobatan tradisional, mampu mendiagnosa berbagai penyakit hanya dengan menyentuh dan merasakan denyut nadi pasiennya.

Apa yang bisa dilakukan untuk mengukur kemampuan fisik secara umum? Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan:

1) Hitung denyut nadi, seketika baru bangun tidur, untuk mendapatkan denyut nadi dalam keadaan istirahat.

2) Kita bisa melakukan test sederhana berikut, kalau tidak salah namanya Test Aerobik (juga). Kita melakukan aktivitas berjalan (cepat)-joging-lari selama 12 menit, diusahakan jarak yang kita tempuh adalah jarak maksimal yang bisa kita capai. Sebaiknya dilakukan di lintasan lari (yang mempunyai ukuran jarak; keliling terdalam standarnya adalah 400 meter), seperti di Lintasan lari Sabuga, stadion Pajajaran, Lapang Gasibu atau Gelora Saparua (380meter), sehingga jumlahnya bisa langsung kita konversi. Jika kita mampu menempuh 5 keliling, berarti 2Km, 8keliling 3,2Km.

Dua hal tersebut, saya kira cukup dapat menggambarkan Kondisi kebugaran dan kemampuan fisik.

Selamat mencoba, Trims.

Nini-nini leungiteun kored

Ditulis 18 Maret, 2008 oleh bambang supriyadi
Kategori: sundanesia

Pasosore aya nini-nini keur ceurik ngahik-hik…Amir anu kabeneran ningali, ngarasa karunyaeun hayang nulungan, pok.. nanya.

Amir : ‘Nini, meni jiga nu sedih kitu…, kunaon?’

Nini : ‘Enya Ujang…, Nini teh kacida sedihna ieu teh..hik..hik..hik..’

Amir : ‘Na kunaon…?’

Nini : ‘Puguh… kored*) Nini leungit…hik hik hik..’

Amir : ’Euleuh…, sok ku kuring dibantuan pangneangankeun…, iraha leungitna?’

Nini : ’Vageto…’ **)

Amir : ’?!’ (ngahuleng..)


Mangga urang lenyepan hikmah dilebetna…

*) kored (sejenis cangkul kecil, untuk menyiangi rumput – meureun, mun teu salah)

**) vageto (maksudnya ’pageto’, dua hari yang akan datang)

Bugar dan Olah Raga

Ditulis 18 Maret, 2008 oleh bambang supriyadi
Kategori: Belajar, Olah Raga

Bugar dan Sehat adalah salah satu kondisi yang diinginkan mayoritas (kalau tidak semua) orang. Semua sudah mahfum; salah satu cara untuk bugar dan sehat adalah (rajin) berolahraga. Namun orang akan berbeda pendapat ketika harus memilih olahraga apa yang cocok dan sebaiknya dilakukan; tergantung tujuan dan minat masing-masing.

Tanpa bermaksud menurunkan semangat teman-teman yang sedang keranjingan badminton dan futsal, Beberapa waktu yang lalu diberitakan Basuki-pelawak terkenal grup Srimulat meninggal dunia. Konon, ‘Mas Karyo’ meninggal ketika tengah asyik bermain futsal. Kasus hampir sama terjadi pada pak Burhan (tetangganya pak Yasser), yang meninggal ketika selesai main badminton…

Jelas keliru kalau menyebutkan futsal/badminton sebagai penyebab mereka meninggal; futsal dan badminton kan olah raga, olah raga kan untuk bugar/sehat bukan sakit/cedera/mati. Walaupun begitu, ada beberapa prinsip yang sebaiknya jadi pegangan para pelaku olahraga, salah satu diantaranya; intensitas disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan fisik (yang bisa jadi sangat personal dan ditingkatkan secara bertahap). Untuk olahragawan amatir (atau pemula atau baru memulai lagi atau yang sudah berumur >40th ; seperti saya) tidak ada salahnya mengikuti saran berikut;

Sebaiknya pilih jenis olahraga Aerobik; olahraga yang melibatkan organ-organ cardio vascular (jantung, paru-paru dan peredaran darah), dalam intensitas sedang-tinggi secara konstan dalam selang waktu cukup. Contohnya yang umum dikenal: jalan kaki(cepat), jogging-lari, berenang, bersepeda.

Jika kita lebih memilih olah raga non-Aerobik, tetap lakukan olahraga Aerobik sebagai pendukungnya. Ingat: semua olahraga memerlukan kekuatan/kesehatan organ-organ cardio vascular yang prima. Itu sebabnya semua cabang olah raga prestasi selalu merutinkan yang namanya ‘latihan fisik’; salah satunya berupa olahraga Aerobik.

Jadi, untuk kita semua, saya menyarankan; sebelum futsal dan badminton sesungguhnya, kita melakukan pemanasan dulu berupa lari-lari kecil (jogging). Untuk mencegah cedera dan mempersiapkan otot melakukan gerakan, lakukan peregangan. Jika tidak sempat ‘pemanasan’, sebaiknya melakukan intensitas gerakan secara bertahap; untuk badminton misalnya latihan stroke ringan, kalo untuk futsal .. apa ya?

Terus, sebaiknya selain hari Rabu (badminton) dan Sabtu(futsal), tambah dua hari ’latihan fisik’ di rumah masing-masing sesuai kemampuan, yang ditingkatkan secara bertahap. Senam Aerobik mungkin bisa jadi pilihan yang baik.

Kumaha tah? Nuhun.

Muludan

Ditulis 13 Maret, 2008 oleh bambang supriyadi
Kategori: Event, Kantor

Salam,

Hari Minggu 9 Maret 2008 bertepatan dengan tanggal 1 Rabiul Awal 1429, ada acara muludan di haidara. Seperti muludan pada umumnya, kita ingin mencoba mengenang tokoh yang (insya Allah) menjadi idola, Kanjeng Rasul tercinta. Ada 3 sesi acara yang dihadirkan, yang menurut Kang Asep dan Anne Marie Schimmel menjadi ciri peringatan maulid dimanapun; shallawatan, membacakan penggalan kisah Nabi dan makan-makan.

Shalawatan dimulai dengan membaca ‘alfussalam, thola al badru, ‘yaa Nabi salamu alaika.. dipimpin oleh Ust Habib H Abu Ali, dilanjutkan dengan pembacaan beberapa bait Maulid Barzanji. Tausyiah yang menyimak penggalan kisah Nabi, dibawakan oleh Ust Babul Ulum, dimulai dengan menerjemahkan bait Barzanji yang sebelumnya dilantunkan, diisi dengan review bagaimana sebetulnya saat ini kita memandang sosok yang kita peringati; apakah betul-betul sepenuhnya sudah menjadi teladan perilaku kita.., dan diakhiri dengan ajakan pada kita semua untuk lebih mengenal dan menghadirkan Beliau saaw dalam kehidupan kita.

Sebelum diakhiri dengan makan-makan, Pak Yasser mewakili pak Dim menyampaikan sekilas perjalanan Dims-IT dari wal berdirinya sampai sekarang. Mengambil momentum Maulid Nabi, Dims-IT merintis jalan yang lebih menantang lagi; Go Global, dengan menyelenggarakan event Sharing Vision di luar negri (Singapore) untuk pertama kalinya. Dengan memohon RahmatNya dan dukungan serta do’a dari semua yang hadir, kita semua berharap langkah ini menjadi jalan yang membawa kita semua menjadi lebih baik lagi dalam segalanya. Secara khusus kita mendoakan pak Dim, yang pada saat yang sama mendarat di Changi, untuk mengelola (dg single fighter) event ‘State of the Art Micropayment 2008: Benchmarking and Business Model’ di Singapore.

Terakhir, kita menyantap Nasi Kebuli dengan suka cita, karena nikmatnya tentu. Kita ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua yang berkenan hadir; pak Arry Akhmad A, pak Joko S dan ibu, pak Andika, pak Angger dan keluarga, pak Khairul, pak Pandu, mas Lazuardi, dan teman-teman lainnya. Khusus kepada Mas Pur yang dengan piawai mengawal aliran acara dari awal sampai akhir dengan mantap, kita acungi dua jempol.

Trims.